
"Pantauan kami, Cina tidak ingin Donald Trump, yang dipandang sulit ditebak, memenangi Pilpres Amerika lagi," ujar Direktur Pusat Kontra Intelijen dan Keamanan Nasional Amerika, William Evanina, dikutip dari Channel News Asia, Sabtu, 8 Agustus 2020.
Cina, ujar Evanina, akan menggunakan berbagai teknik untuk mempengaruhi jalannya Pilpres Amerika. Salah satu di antaranya adalah penyebaran disinformasi secara online untuk mempengaruhi persepsi publik terhadap Donald Trump.
Contoh lain adalah kritik yang konsisten terhadap Donald Trump. Beberapa isu yang rutin dikritik adalah cara Donald Trump menangani virus Corona, penutupan Konsulat Jenderal Cina di Houston, konflik Laut Cina Selatan, hingga yang terbaru masalah pemblokiran aplikasi asal Cina.
"Cina telah memperluas upayanya untuk mempengaruhi peta politik Amerika, termasuk menekan figur yang bertentangan dengan Cina. Cina menyadari bahwa semua hal itu akan menentukan hasil Pilpres Amerika," ujar Evanina.
Donald Trump, di sisi lain, memang mengkhawatirkan pengaruh Cina terhadap Pilpres Amerika. Langkah terbarunya adalah melarang segala transaksi apapun dengan ByteDance (pemilik TikTok) dan Tencent (pemilik WeChat) dengan tuduhan mereka mengirim data publik ke Partai Komunis Cina. TikTok sendiri, beberapa pekan lalu, sudah digunakan untuk mengerjai kampanye Donald Trump di Tulsa, Oklahoma.