Jakarta - Bupati Penajam Paser Utara, Abdul Gafur Mas'ud, menyebut daerahnya punya keunggulan dalam sumber air. Wilayah yang akan jadi ibu kota baru itu diklaim mampu memenuhi kebutuhan air di kota sekitarnya.
"Insyaallah dalam satu dua bulan ini sudah teraliri, bukan hanya air yang akan teraliri, karena kami melihat ada potensi air yang bukan hanya bisa mengaliri penajam paser utara tapi juga bisa mengaliri Kota Tenggarong, Balikpapan, Samarinda dan Bontang," kata Gafur kepada detikcom, Selasa (27/8/2019).
Gafur mengatakan, Pemkab Penajam Paser Utara saat ini sedang mengoptimalkan program aliran air tersebut. Tak hanya siap untuk memenuhi kebutuhan ibu kota baru, dia juga yakin sumber air di wilayah itu bisa menjaga kondisi persawahan saat musim kemarau.
"Itu hulunya ada di Penajam Paser Utara. Jadi saya rasa dengan program itu apalagi yang mau pindah ini kan ibu kota negara, ibu kota pemerintahan, saya rasa dengan air baku ini nanti akan teraliri dan itu juga bisa berfungsi sebagai ketika di musim kemarau menjadi aliran untuk persawahan di bagian Kalimantan Timur itu," ujarnya.
Selain itu Gafur juga menyebut wilayahnya jarang mengalami kebakaran hutan seperti daerah Kalimantan lainnya. Aksi pembakaran untuk membuka lahan menurutnya juga jarang terjadi.
"Alhamdulillah di sana kami aman-aman, tidak ada kebakaran hutan. Adapun kebakaran itu disebabkan oleh orang-orang yang membuka lahan, jadi dia sengaja membakar jadi bukan kebakaran. Tapi di penajam pasir utara akhir-akhir ini memang alhamdulillah bahwa di Kalimantan Timur kan minim yang seperti itu," ucapnya.
Sebelumnya diberitakan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) memutuskan ibu kota baru Indonesia pindah ke Provinsi Kalimantan Timur karena lokasinya yang paling ideal setelah melakukan berbagai diskusi, studi, dan pertimbangan.
"Ibu kota negara baru paling ideal adalah di sebagian Kabupaten Penajam Paser Utara dan sebagian di Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur," ujar Jokowi.
(abw/knv)